Selasa, 19 Mei 2015

POLITEKNIK API YOGYAKARTA (BINA WISATA HEBAT)

PROGRAM STUDI BINA WISATA JURUSAN BINA WISATA
1.     Visi :
        Menjadi lembaga pendidikan profesional yang unggul dalam ilmu terapan pariwisata, dengan dilandasi pengabdian yang kuat pada kemajuan bangsa
2.     Misi :
        Memenuhi kebutuhan industri pariwisata dengan tenaga profesional yang unggul di bidang pariwisata yang dihasilkannya.

Tujuan Program Diploma III Jurusan Bina Wisata dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga kerja pariwisata tingkat madya yang mampu untuk :
1.             Mengisi kebutuhan tenaga kerja di Instansi Pemerintah yang membina Pariwisata ( Dinas Pariwisata )
2.     Mengisi kebutuhan tenaga kerja pada usaha-usaha pariwisata dan usaha-usaha yang terkait dengan pariwisata
3.     Berwirausaha di bidang usaha pariwisata dan usaha-usaha lain yang ada hubungannya dengan pariwisata
Untuk mencapai tujuan tersebut, penyelenggaraan Program Diploma III Bina Wisata berpedoman pada:
1.             Tujuan pendidikan nasional
2.     Kaidah moral, etika ilmu pengetahuan
3.     Kepentingan masyarakat.
4.     Memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi
3.     Kurikulum
Kurikulum disusun atas dasar Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Kurikulum yang berlaku secara Nasional Program Diploma III Bina Wisata dan pelaksanaannya dikelompokkan menjadi :
·         Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
·         Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK)
·         Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
·         Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
·         Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
Dengan 120 SKS, terdiri dari 66 SKS Mata Kuliah Inti dan 54 SKS Kurikulum Institusional terbagi dalam 6 (enam) semester. Kurikulum yang disusun diharapkan selalu relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan industri jasa pariwisata, sehingga peninjauan kurikulum setiap waktu tertentu merupakan kebutuhan yang sangat penting.
4.     On The Job Training (Praktek Kerja)
1.      Praktek Kerja adalah suatu program latihan yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan Bina Wisata pada Dinas Pariwisata, Obyek dan Daya Tarik Wisata serta Usaha Pariwisata (yang ditunjuk oleh Dinas Pariwisata) dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan melalui praktek pada situasi dan keadaan nyata di instansi maupun di dunia usaha
2.     Praktek Kerja  merupakan kegiatan intrakurikuler, bagian integral dari kurikulum Politeknik ”API” Yogyakarta yang diberi kredit 6 SKS
3.     Praktek Kerja dilakukan oleh mahasiswa yang sudah menempuh semester IV. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja sekurang-kurangnya satu bulan yang dapat dilaksanakan pada :
-  Bulan Januari pada periode Tahun Akademik Semester Gasal
- Bulan Juli pada periode Tahun Akademik Semester Genap

5.     Laboratorium Bina Wisata
Laboratorium Bina Wisata digunakan untuk pelaksanaan praktikum untuk program studi Bina Wisata. Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar mahasiswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan teori yang didapat di perkuliahan pada keadaan yang nyata. Kegiatan praktikum dapat dilaksanakan di dalam kelas atau di laboratorium yang tersedia atau dapat juga dilakukan di lapangan yang disesuaikan dengan mata kuliah yang bersangkutan. Pelaksanakan praktikum, waktu dan tempat ditentukan oleh dosen pengampu mata kuliah setelah berkoordinasi dengan jurusan.

Fasilitas Laboratorium :
1.     Peta Geografi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, Asia, Eropa dan Dunia
2.     Maket Taman Wisata  Candi Borobudur, Prambanan
3.     Counter Office BPW / APW lengkap dengan materi informasi kepariwisataan
4.     Bagan struktur organisasi BPW / APW
5.     Slide Proyektor dan slide obyek dan daya tarik wisata
6.     Contoh formulir untuk pembinaan dan penelitian
7.     Contoh ruang exhibition/pameran
8.     Facsimile
9.     Contoh bahan promosi pariwisata
10.   Note book
11.   LCD
Tata Tertib Praktikum :
1.     Mahasiswa yang mengikuti praktikum harus menjaga ketertiban, ketenangan, kerapian dan kebersihan laboratorium
2.     Mahasiswa tidak dibenarkan membawa makanan dan kue-kue serta barang-barang lain yang dapat mengotori dan mengganggu pelaksanaan praktikum
3.     Mahasiswa diwajibkan mengenakan seragam yang telah ditetapkan oleh Politeknik ”API” Yogyakarta
4.     Mahasiswa harus patuh dan mengikuti petunjuk-petunjuk instruktur
5.     Mahasiswa tidak dibenarkan membawa pulang materi-materi promosi yang tersedia di dalam Laboratorium Bina Wisata
6.     Mahasiswa diharap hadir 10 menit sebelum praktikum di mulai

Kuliah Lapangan :
1.     Kuliah lapangan dalam rangka pengenalan obyek dan daya tarik wisata adalah merupakan kegiatan intrakurikuler yang diberikan bobot nilai kredit 4 SKS
2.     Kuliah Lapangan dimaksudkan untuk :
1.     Menambah wawasan dan pengetahuan agar mahasiswa  mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang aktual dalam pariwisata yang sesungguhnya
2.     Meningkatkan apresiasi mahasiswa pada pariwisata dan selanjutnya mampu menemukenali permasalahan aktual di lapangan
3.     Waktu pelaksanaan :
        Kuliah Lapangan dilakukan 2 kali dengan obyek yang berbeda, yaitu :
·         Dilaksanakan pada akhir semester II dengan obyek yang disesuaikan dengan mata kuliah yang sudah di dapat pada semester I / II
·         Dilakukan pada akhir semester IV dengan obyek yang lebih luas cakupannya dan disesuaikan dengan mata kuliah yang sudah didapat di semester I - IV
1.     Kuliah Lapangan wajib dilaksanakan mahasiswa jurusan Bina Wisata
2.     Setelah melaksanakan mahasiswa wajib untuk membuat laporan untuk dipresentasikan sebagai bukti diri hasil  kegiatan dan pengambilan sertifikat
6.     Kerjasama
Untuk mendukung tercapainya tujuan yakni memenuhi kebutuhan instansi dan industri pariwisata, program studi Bina Wisata melakukan kerjasama dengan berbagai pihak   antara lain : PEMDA (Pemerintah Daerah), Dinas Pariwisata, Industri Sektor Pariwisata, Asosiasi Pariwisata dan sejumlah Lembaga Penelitian Pariwisata
Prospek Kerja :
·         Instansi pemerintah pembina pariwisata
·         Perusahaan swasta (Usaha Kawasan Pariwisata, Usaha Jasa Impresariat, Usaha Jasa Konsultasi Pariwisata, Usaha Jasa Informasi Pariwisata, Usaha Jasa Konvensi, Biro Perjalanan Wisata, Proyek Rekreasi dan Hiburan, Konsultan Pemasaran Pariwisata), Pemandu Wisata, Pelaksana/staf Pengembangan Obyek Wisata, Konsultan Pemasaran Pariwisata, Perencana Wilayah Pariwisata, dan banyak lagi jabatan yang diperlukan sesuai kebutuhan wilayah yang terus berkembang



Senin, 18 Mei 2015

Geografi Pariwisata Tentang Desa Setulang


Sepenggal Firdaus di Bumi Kalimantan Utara



Geliat Setulang

Siang itu, seorang perempuan paruh baya bergegas masuk ke sebuah balai adat yang berada di tengah-tengah desa. Ditangannya digenggam sebuah kayu bulat dengan diameter 5 cm dan panjang 40 cm. Sedetik kemudian kayu yang digenggamnya tersebut digunakannya untuk memukul kentongan yang terletak di salah satu tiang yang berada di tengah balai adat.
Sejurus kemudian, sejumlah warga yang  telah berpakaian adat segera memasuki balai  yang ukurannya kurang lebih 500 meter persegi. Dan pertunjukan tari-tarian khas Dayak Kenyah pun berlangsung dengan meriah diiringi musik tradisional Dayak Kenyah yang mengalun syahdu.
14173188981454184582
Sekilas cerita di atas mengggambarkan betapa geliat Setulang yang setahun lalu secara resmi telah kukuhkan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Malinau semakin dikenal oleh para wisatawan baik domestik maupun asing.
26 Oktober 2013, menjadi sejarah penting bagi perkembangan Desa Setulang yang pada tanggal tersebut secara resmi ditetapkan sebagai desa wisata bersama-sama 2 desa lainnya di Kabupaten Malinau yaitu Desa Long Alango dan Desa Apau Ping di Kecamatan Bahau Hulu, sebuah kecamatan yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Eksotisme Setulang: Harmoni antara Alam dan Budaya
Tidak dapat dipungkiri bahwa hutan hujan tropis Indonesia dikenal sebagai hutan yang paling kaya akan jenis tumbuhan dan mempunyai ekosistem yang paling kompleks di dunia (Whitmore, 1984). Kekayaan flora tersebut diantaranya dicirikan oleh terdapatnya sekitar 4.000 jenis pohon yang berpotensi sebagai penghasil kayu gergajian dan pertukangan. Dan salah satu bagian hutan hujan tropis tersebut berada di Desa Setulang.
Jauh sebelum ditetapkan sebagai desa wisata, Setulang telah banyak dikenal sebagai salah satu destinasi wisata. Namun saat itu para wisatawan yang berkunjung hanya sebatas melakukan penelitian  khususnya tentang hutan adat Setulang yang dikenal dengan Tana Olen yang memiliki luasan kurang lebih 5.300 Ha.
Penelitian yang dilakukan  Center for International Forestry Research (CIFOR) tahun 2004-2005 menyebutkan bahwa secara umum kondisi hutan Desa Setulang (Tana Olen) adalah sangat baik. Banyak pohon-pohon yang berukuran raksasa dan tersebar di berbagai tempat. Ukuran pohon terbesar yang dijumpai mempunyai lingkar batang di atas banir 1.250 cm atau dengan diameter batang sebesar 398 cm. Menurut masyarakat setempat jenis pohon tersebut dinamakan “beteny”.
Jenis pohon berukuran raksasa lainnya yang umum dijumpai adalah “majau” (Shorea johorensis) yang salah satu pohonnya dapat dijumpai di lereng bukit bagian atas daerah antara anak sungai (lalut) Tenapan dan lalut Payang. Pohon yang terakhir ini berukuran lingkar batang di atas banir 700 cm atau dengan diameter batang 223 cm. Pohon-pohon yang berukuran besar ini umumnya mempunyai tinggi lebih dari 40 m dengan posisi tajuk yang menjulang di atas tajuk hutan yang sebenarnya. Jenis-jenis pohon lain yang juga mempunyai tajuk yang demikian antara lain adalah “banggeris” (Koompassia excelsa) dan “jelutung gunung” (Dyera costulata).
Paham akan kekayaan flora dan fauna yang tak ternilai harganya tersebut, masyarakat Desa Setulang membuat proteksi dengan aturan adat desa yang dipatuhi oleh semua warga serta mendapat dukungan dari pemerintah daerah.
Padahal pada saat itu banyak perusahaan kayu yang ingin mengambil kekayaan hutan Desa Setulang dengan iming-iming kompensasi materi yang sangat besar. Maklum saja, pada periode tersebut ijin penebangan kayu (IPK) cukup dikeluarkan oleh Bupati tanpa harus melalui birokrasi yang panjang. Namun masyarakat Setulang tetap bergeming. Hutan adat yang menjadi sumber penghidupan masyarakat, dijaganya dengan sepenuh hati. Dan atas upayanya menjaga kelestarian lingkungan tersebut, masyarakat Adat Desa Setulang mendapat penghargaan Kalpataru kategori penyelamat lingkungan dari Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2003.
Selain memperoleh Kalpataru, Desa Setulang juga menjadi salah satu finalis Water Contest tingkat internasional di Kyoto, Jepang, pada bulan Maret 2003. Water contest memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk menunjukkan kegiatan dan perjuangan yang dilakukan dalam mengelola sumber air. Dari 870 peserta seluruh dunia, Desa Setulang merupakan salah satu finalis dari 3 finalis Indonesia lainnya.
Sesungguhnya, bukan hanya Tana Olen yang membuat Setulang layak untuk menjadi destinasi pilihan wisatawan. Ragam budaya yang eksotis juga menjadi magnit kuat untuk menarik wisatawan baik asing maupun domestik. Saat ini tercatat beberapa kelompok kesenian khususnya tari-tarian ada di Setulang. Para penari dari kelompok-kelompok tersebut siap menjamu para tamu dengan berbagai macam jenis tarian yang dimainkan oleh anak-anak, kaum muda dan orang tua diiringi alunan Sampe, sebuah alat musik petik khas masyarakat dayak.
14173179581520579992
Yang lebih menggembirakan dari Setulang adalah adanya upaya pembinaan dan pelestarian budaya seni tari dan kerajinan tangannya. Anak-anak dan kaum muda di Setulang saat ini sudah banyak yang mewarisi kemampuan orang tuanya dalam menari, bermain alat musik tradisional maupun membuat kerajinan tangan khususnya anyaman. Tentu saja hal ini membangkitkan kebanggaan kita semua karena  tidak banyak anak-anak dan kaum muda dalam masyarakat kita yang mau belajar dan mampu mewarisi kekayaan adat dan budaya nenek moyangnya yang sangat bernilai tinggi. Dan Setulang adalah sebuah contoh dimana harmoni alam yang eksotis berpadu dengan kekayaan budaya yang bernilai tinggi yang secara turun temurun diwariskan pada generasi penerusnya.
Kebijakan Pemerintah Daerah
Jumlah penduduk setulang saat ini kurang lebih sebanyak 896 jiwa dengan luas wilayahnya kurang lebih  11 ribu hektar. Dengan keunggulan komparatif dan kompetetitif yang dimilkinya, Setulang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau sebagai desa wisata melalui Surat Keputusan Bupati Malinau Nomor 430/k.351/2013 tentang Penetapan Desa Setulang sebagai Desa Wisata. Selain Setulang, Pemerintah Kabupaten Malinau juga menetapkan dua desa lainnya sebagai desa wisata yaitu Desa Long Alango dan Apau Ping di Kecamatan Bahau Hulu, keduanya merupakan desa yang terletak di wilayah perbatasan.
Dengan penetapan ini, Setulang terus berbenah. Berbagai fasilitas penunjang sebagai desa wisata segera disiapkan. Akhir tahun 2013 yang lalu, aliran listrik telah masuk ke Setulang begitu pula dengan akses jalan yang terus diperbaiki serta dibangunnya rumah singgah bagi para tamu yang berkunjung. Berbagai pelatihan juga sudah dilaksanakan SKPD terkait seperti pelatihan pengelolaan desa wisata, pelatihan memahat, pembinaan sanggar tari dan lain-lain.
Dalam sebuah kesempatan, penulis pada awal tahun lalu pernah berkunjung ke sebuah desa wisata di Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Membandingkan Setulang dengan desa wisata yang pernah penulis kunjungi tentu merupakan sebuah upaya yang bertujuan untuk terus membenahi Setulang agar lebih baik. Dan faktanya Setulang jauh memiliki keunikan, eksotisme alam dan  keluhuran adat serta budaya masyarakat khususnya warga dayak. Di Setulang kita akan menemui kesegaran alam yang masih asri, air sungai yang masih jernih, pohon dengan diameter yang sangat besar yang masih terjaga, seni  tari yang beragam dan mampu memukau penonton, serta berbagai kerajinan tangan yang unik khas etnik setempat.
1417318977385551856
Langkah berikut yang juga sangat penting adalah promosi. Setulang harus gencar dipromosikan dalam berbagai media dan even. Para pelancong harus tahu bahwa, masih ada sepenggal firdaus di tanah Kalimantan Utara. Sepenggal surga yang menjadi perpaduan antara harmoni alam dan adat serta budaya. Sepenggal surga yang ada di Bumi Intimung Kabupaten Malinau.
Ayo berwisata ke Setulang… 14173177821924937101

Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2014/11/30/desa-wisata-setulang-sepenggal-firdaus-di-bumi-kalimantan-utara-694363.html